Kamis, 03 Mei 2012

WISATA ZIARAH BANTEN LAMA



Masjid Agung Banten merupakan “monument” bersejarah penyebaran Islam di Jawa. Juga merupakan tempat favorit ziarah umat Islam di Jawa. Sayang pengelolaan kios – kios di depannya sangat kurang. Kondisi kebersihannya pun perlu lebih diperhatikan lagi. Bila pengelolaan lebih baik, Masjid Agung Banten ini akan menjadi pariwisata unggulan propinsi Banten.


Bangunan yang menjadi ikon Masjid Agung Banten adalah menaranya. Sebelum datang, kami membayangkan kalau menara masjid begitu tinggi. Ternyata tidak telalu tinggi, sekitar 30 meter dengan diameter ± 10 meter. Kondisi menara ini terlihat terjaga dan terawat. Menara beranak tangga 83 buah ini dirancang oleh Hendick Lucasz Cardeel, arsitektur eropa  yang masuk islam dan menikah dengan putri sultan. Hendick Lucasz Cardeel juga menambahkan pavilion di sisi selatan masjid yang berguna untuk kegiatan kajian keagamaan, namun kami tidak sempat mengunjunginya.




Secara garis besar Masjid berusia lebih dari 5 abad ini berasitektur sebagaimana masjid di Jawa. Yang unik adalah atapnya yang bertumpuk lima, beda dengan masjid jawa yang hanya bertumpuk tiga. Hal ini dimungkin karena pengaruh arsitektur cina, dimana salah satu arsitektur masjid adalah Tjek Ban Tjut (Pangeran Adiguna). Sebenarnya dua atap teratas terlalu kecil untuk disebut atap, jadi terkesan hanya sebuah hiasan atau “mahkota” bangunan saja. Atap lima tumpuk itu mempunyai makna 5 Rukun Islam. Pintu masuk Masjid di sisi depan berjumlah enam yang berarti Rukun Iman. Enam pintu itu dibuat pendek dengan maksud, setiap jamaah haruslah merendahkan diri ke hadapan Allah SWT dan menanggalkan segala bentuk keangkuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar